Our Feeds
Internasional

Wednesday, April 09, 2008

Tony

Aminuddin Anhar Sembiring

 

Selasa, 11 September 2007 00:00 WIB
Dukamu Anakku, Antologi Aminuddin Anhar
WASPADA Online

Oleh Prof. H. Ahmad Samin Siregar
(Fakultas Sastra USU, Medan)

NAMA Aminuddin Anhar Sembiring sebagai penyair bukanlah nama yang baru muncul di blantika perpuisian nasional. Nama itu telah eksis sejak era 1960-an. Dan, tahun 2007,ini Aminuddin yang akrab disapa Kapten itu menerbitkan sebuah buku kumpulan puisi dalam bentuk yang cukup sederhana bertajuk: Dukamu Anakku berisikan 83 puisi.

Kumpulan puisi ini bercerita tentang berbagai macam masalah kehidupan manusia. Ada suka dan ada pula duka. Namun, karena judul puisi ini sendiri memakai kata duka, tentunya peristiwa kehidupan manusia yang penuh dengan masalah duka (menyedihkan) lebih banyak dibicarakan penyair dalam kumpulan puisinya ini daripada kehidupan manusia yang penuh dengan masalah suka (menggembirakan).

Memang, masalah suka dan duka ini merupakan permainan atau riak-riak kecil dalam gelombang kehidupan manusia. Namun, apabila permainan atau riak-riak kecil dalam hidup itu tidak cepat diatasi bukan tidak mungkin akan menjadi masalah besar dan rumit dalam perjalanan hidup seseorang. Aminuddin Anhar yang berdomisili di Lubuk Pakam, Deli Serdang terlahir dengan nama Kapitan Sembiring. Beliau lahir pada 21 Agustus 1949 di Bangun Purba, Deli Serdang. Aminuddin Anhar pernah mengikuti perkuliahan di Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI) sekitar akhir 1960-an bersama Slamet Rahardjo dan N. Riantiarno serta kuliah di Akademi Bahasa Asing (ABA) Swadaya, Medan, tetapi tidak tamat karena buru-buru melaksanakan perkawinan.

Beliau juga aktif di organisasi kepemudaan yang ada di daerah Kabupaten Deli Serdang.Pernah menjadi pengurus Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) dan penandatanganan deklarasi Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Pekerjaan yang dilalui Aminuddin Anhar bermacam-macam, mulai dari pembina dan pengurus beberapa grup teater, guru kesenian, terutama drama, dan akhirnya menjadi wartawan sampai sekarang.

Kumpulan puisi Aminuddin Anhar ini selalu mempergunakan tiga kata dalam tajuk puisinya yaitu kata ballada (seharusnya balada dengan satu huruf l saja), malam, dan duka. Kata ballada dalam tajuk puisi Aminuddin Anhar ditemukan di dalam enam puisinya yang antara lain adalah, “Ballada duka”, “Ballada petani tua”, dan “Ballada matinya pengebut muda’’
Penggunaan balada ini amat diperlukan untuk mengungkapkan perasaan penyair secara utuh dan lengkap.

Dengan kata lain, ungkapan perasaan penyair itu baru terasa sempurna apabila disampaikan dengan bentuk-bentuk yang luas dan berpanjang-panjang seperti balada ini. Sedangkan kata malam ada pada delapan tajuk puisi Aminuddin Anhar yang antara lain adalah dalam puisi, “Malam-malam sepi”, “Suatu malam kala hati dalam hitam’ dan “Di terminal malam”. Kata malam yang dipergunakan penyair di sini lebih menyangkut “masalah kegelapan” untuk menyatakan “tidak tentu arah dalam hidup” ini. Kehidupan yang sepi, hitam dan kelam, kata penyair melalui puisi-puisinya dalam kumpulan puisi ini.

Sesuai dengan tajuk buku kumpulan puisi ini, Aminudin Anhar mempergunakan kata duka dalam sembilan tajuk puisinya yang antara lain adalah puisi, “Ballada duka”, “Tembang duka anak petaniku” dan “duka hari jum’at”. Penggunaan kata duka ini tentu sangat erat hubungannya dengan tajuk kumpulan puisi ini dukamu Anakku. Memang, kumpulan puisi ini merupakan pesan dari Aminuddin Anhar untuk seorang anaknya di dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan rasa duka.

Bagi Aminuddin Anhar, gelombang kehidupan ini, yang diwarnai oleh duka dan suka secara silih berganti, lebih banyak masalah duka daripada masalah suka. Ketiga kata kunci ini menunjukan permasalahan yang dihadapi oleh Aminuddin Anhar dalam kehidupan ini Oleh karena itulah, Aminuddin Anhar menulis balada ini untuk menyampaikan pikiran dan pendapat dengan berpanjang-panjang, meluas dan lebih lengkap tentang gelombang kehidupan yang kelam (malam) dan penuh dengan keprihatinan dan kesedihan (duka).

Subscribe to this Blog via Email :
Previous
Next Post »